Pada tanggal 10 Juni 2009 Yang lalu jembatan terbesar dan terpanjang di Indonesia,Suramadu resmi dibuka. Jembatan ini menghubungkan pulau Jawa dan Pulau Madura yang dipisahkan oleh selat Madura, namun entah mengapa diberi nama Suramadu yang menurut saya sungguh tidak adil. Suramadu berarti SURAbaya – MADUra, Surabaya adalah nama sebuah kota,meskipun sudah bisa disebut Kota Metropolis namun tetap saja merupakan sebuah kota,namun Madura adalah sebuah Pulau yang terdiri atas empat kabupaten,akan lebih baik kalau diberi nama jembatan JAWARA yaitu JAWA-maduRA yang berarti menghubungkan dua buah pulau,akan lebih setara bukan.
Okelah tidak perlu dibahas terlalu dalam masalah ini, toh ada pepatah mengatakan “apalah arti sebuah nama”,yang pasti dengan dibukanya jembatan ini sungguh memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Madura,jarak tempuh menuju Surabaya menjadi lebih dekat.Sebagai perbandingan,dengan menggunakan ferry,melintasi selat madura memakan waktu lebih kurang 30 menit,sedangkan dengan Suramadu cukup 7 menit dengan kecepatan rata-rata 60-70km/jam dengan sepeda motor.
Jembatan Suramadu memiliki panjang 5,438 km, dengan sistem tol dengan tarif yang lumayan murah (dibandingkan dengan tarif ferry selama ini) tak heran setelah jembatan ini dioperasikan arus penyeberangan Ujung-Kamal menjadi turun drastis.
Kaki jembatan Suramadu sisi madura terletak di wilayah kecamatan Labang kabupaten Bangkalan, yaitu di Madura bagian selatan yang merupakan daerah perbukitan sehingga akses jalan pun harus membelah bukit yang lumayan besar. Setiap akhir pekan banyak wisatawan yang datang untuk berfoto-foto dan berbelanja maupun berwisata kuliner karena banyak sekali warung-warung dan toko yang menjual makanan serta sovenir khas Madura disana.
Kota terdekat yang bisa anda tuju yaitu Bangkalan, berjarak sekitar 15 km dari kaki Suramadu,dapat ditempuh lebih kurang 30 menit. Disini anda dapat membeli salak asli Bangkalan yang dikenal dengan nama salak penjalin,buahnya kecil namun manis rasanya,selain itu kalau pagi hari anda dapat menikmati makanan khas nasi serpang yang adanya Cuma di Bangkalan. Di kota ini terdapat pasarean (makam) KH Syaikhona Cholil seorang ulama besar yang sering dikunjungi peziarah dari seluruh indonesia. Ada pula mercusuar peninggalan Belanda yang sampai saat ini masih digunakan,orang Bangkalan menyebutnya Lampu karena sinarnya yang terang di malam hari.Anda pun dapat membeli Batik Tanjung Bumi yang memiliki motif khas dengan warna-warna eksotik. Oya anda pasti pernah mendengar tentang Ramuan Madura, yaitu jamu tradisional yang sudah merambah sampai ke luar negeri karena konon khasiatnya yang dapat merekatkan hubungan suami istri.
Sumber gambar :http://www.kompas.com/
SURAMADU
TRADISI TORON
Tradisi Toron adalah tradisi turun-temurun masyarakat Madura yang berada di perantauan.Toron adalah berarti turun atau mudik dalam bahasa indonesianya.Masyarakat Madura perantauan sangat mencintai keluarga dan kampung halamannya,mereka rela menempuh jarak yang jauh dan biaya yang tidak sedikit asalkan bisa menengok sanak saudaranya di kampung
Setiap tahun para perantau toron dengan menggunakan berbagai kendaraan,namun yang paling banyak menggunakan sepeda motor.Kapal ferry yang selama ini melayani penyeberangan Ujung-Kamal selalu diprnuhi oleh kendaraan para pemudik disetiap tahunnya,mereka kewalahan dengan membludaknya kendaraan yang akan menyeberang sehingga menimbulkan kemacetan sampai dengan beberapa kilometer.Namun dengan adanya Suramadu semoga masalah kemacetan ini tidak akan terjadi lagi di masa mendatang.
Masyarakat Madura perantauan biasanya Toron pada lebaran Idul Fitri dan Idul Adha setiap tahunnya,tapi entah mengapa suasana toron lebih terasa saat Idul Adha atau disebut juga tellasen kurban/haji.Selama di kampung halaman mereka akan berkunjung kerumah sanak saudara. Mereka rela menghabiskan uang yang telah mereka kumpulkan selama satu tahun hanya dalam beberapa hari di kampung halamannya asalkan bisa membahagiakan keluarga mereka.
HIJAU=BIRU
Membaca judul diatas anda pasti bingung,apa sih hubungannya Hijau ama Biru..:). Sewaktu jaman kuliah di Surabaya dulu saya pernah ditanya ama temen (sambil senyum-senyum)"apa sih warna Kaosku ini?" sambil menunjuk kaos warna hijaunya..waakkss...Maksud lo?? Mangnya aku buta warna apa.
Dengan mantap saya jawab "Hijau.!" mereka ketawa-ketawa trus bilang "owh bukan biru ya" hehehe..ternyata mereka ngeledek saya,karena biasanya orang madura mengucapkan warna Hijau itu dengan "Bhiru".
Sering terjadi kejadian-kejadian lucu mengenai warna ini,misalnya ketika ada seorang bapak-bapak pergi ke toko buku untuk membelikan alat tulis buat anaknya,dia bilang ke seorang pramuniaga dengan bahasa indonesia namun dengan logat madura yang medok "ambilkan buku yang bhiru diatas itu mbak" sambil menunjuk sebuah buku di atas rak yang agak tinggi,si mbak mengambilkan sebuah buku warna biru yang menurut dia sesuai dengan yang diinginkan bapak itu,namun bapak itu bilang "bukan itu mbak,yang warna bhiru.." si mbak yang ternyata orang jawa itu bingung,ya ini kan warna biru yang aku ambil, tapi bapak itu tetap ngeyel minta warna bhiru.kemudian dia menunjuk sebuah kertas kado berwarna hijau sambil berkata "warna bhiru kayak gini lo mbak" kontan aja si mbak tertawa dia baru mengerti bahwa bapak itu meminta buku dengan warna hijau.
Lucu memang rasanya tapi itulah kenyataanya. Dalam bahasa madura warna hijau diucapkan bhiru sedangkan warna biru sendiri adalah bungoh (mirip2 ungu ya)dan warna ungu menjadi Bhungoh terrong. Namun dalam keseharian saya berusaha mengucapkan warna-warna itu sesuai aslinya saja meskipun rasanya aneh,hijau dibaca ijo,biru dibaca bhiru,dan ungu dibaca bhungoh, daripada ntar saya dibilang buta warna??.. ;D
Sumber gambar:http://www.jelajahbudaya.com/
KARAPAN SAPI
“Sabban taon e madhure la tanto ramme..
Ramme kalaben bedhena karabhen sape..
Bennya’ reng manca padhe dheteng dheri jheu………”
Petikan lagu madura di atas berjudul karabhen sape yang artinya kurang lebih:
“Setiap tahun dimadura pasti ramai
Ramai dengan adanya karapan sapi
Banyak wisatawan yang datang dari jauh….dst”.
Lagu ini bercerita tentang ramainya suasana pesta rakyat madura Karapan Sapi, yang diadakan rutin setiap tahun.
Karapan Sapi dimulai dari tingkat kecamatan, dimana para peserta berlomba untuk merebut tiket sampai dengan tingkat nasional atau Piala Presiden.
Karapan Sapi merupakan ajang adu gengsi para pemilik sapi kerrap se madura untuk menunjukkan kehebatan sapi-sapi jagoannya. Bukan perkara mudah dan murah untuk merawat binatang ini.Para pemilik harus rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit agar sapinya senantiasa sehat dan kuat (kayak binaraga aja ya ), harus ada orang khusus yang bisa memijat dan memberi jamu untuk mereka.
Jamu?? Yup… jangan salah, sapi-sapi ini juga harus minum jamu ramuan khusus yang ada campuran telur ayam kampung didalamnya secara rutin agar sehat dan kuat, disamping latihan teratur.Tak heran jika yang memeiliki sapi kerrap biasanya hanya para saudagar-saudagar kaya atau kepala desa.
Dalam karapan sapi ada seseorang yang mengendalikan arah dan gerakan dari sapi-sapi tersebut yang disebut “Joki”,biasanya dilakukan oleh anak berusia belasan tahun atau yang memiliki tubuh kecil/ringan agar tidak terlalu membebani sapi sehingga dapat berlari kencang, dia akan berpijak pada alat yang bernama Kleles, yaitu alat untuk menyatukan sepasang sapi yang terbuat dari kayu berbentuk unik
Pesta rakyat Karapan Sapi tingkat nasional biasanya diadakan pada bulan Oktober setiap tahunnya dan tempatnya bergiliran di empat kabupaten yang ada di Madura, yaitu Bangkalan,Sampang,Pamekasan dan Sumenep. Suasana ramai di stadion kerrap (arena karapan sapi) akan terasa sejak beberapa hari sebelum lomba dimulai,terlebih pada malam hari sebelum lomba akan terasa sekali suasana madura yang sangat kental.Alunan musik Sronen (Musik tradisional Madura) dimainkan dengan sangat apik dan meriah.Kita pun dapat membeli sovenir khas seperti pecut,odheng,celurit dsb dan juga menikmati makanan khas Sate Madura yang maknyus itu.
Pagi hari saat lomba dimulai, masyarakat Madura, wisatawan lokal maupun mancanegara datang berduyun,duyun dari seluruh daerah untuk menyaksikan ajang tahunan ini, meskipun suasana panas menyengat namun tidak mengurangi antusiasme mereka.Sapi-sapi unggulan sudah siap berlaga. Lomba ini dilakukan dengan mengadu kecepatan antara dua atau tiga pasang sapi, siapa yang tercepat sampai garis finish dialah pemenangnya. Sorak sorai penonton dan suporter akan menambah meriahnya lomba dan membuat sapi-sapi itu berlari semakin cepat.Lomba ini akan berlangsung satu hari penuh atau bahkan bisa dua hari tergantung jumlah peserta yang mengikutinya.
Pemilik sapi juara biasanya akan mengarak piala yang dimenangkan keliling kota sebagai bentuk rasa bangga dan kegembiraan yang mendalam.
Sumber foto:http://www.denieksukarya.com
http://www.swaberita.com
MADURA
Apa yang pertama kali anda pikirkan bila mendengar tentang madura? Suramadu,Kerapan Sapi,Batik,Ramuan Madura?? atau mungkin carok,besi tua,tanah yang gersang dan sebagainya.Melalui blog ini saya akan memberikan gambaran mengenai madura yang sebenarnya,tentang wisata budaya,kerajinan dan tentang madura yang asyik-asyik.Semoga bermanfaat.