KARAPAN SAPI



“Sabban taon e madhure la tanto ramme..
Ramme kalaben bedhena karabhen sape..
Bennya’ reng manca padhe dheteng dheri jheu………”

Petikan lagu madura di atas berjudul karabhen sape yang artinya kurang lebih:
“Setiap tahun dimadura pasti ramai
Ramai dengan adanya karapan sapi
Banyak wisatawan yang datang dari jauh….dst”.

Lagu ini bercerita tentang ramainya suasana pesta rakyat madura Karapan Sapi, yang diadakan rutin setiap tahun.
Karapan Sapi dimulai dari tingkat kecamatan, dimana para peserta berlomba untuk merebut tiket sampai dengan tingkat nasional atau Piala Presiden.

Karapan Sapi merupakan ajang adu gengsi para pemilik sapi kerrap se madura untuk menunjukkan kehebatan sapi-sapi jagoannya. Bukan perkara mudah dan murah untuk merawat binatang ini.Para pemilik harus rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit agar sapinya senantiasa sehat dan kuat (kayak binaraga aja ya ), harus ada orang khusus yang bisa memijat dan memberi jamu untuk mereka.
Jamu?? Yup… jangan salah, sapi-sapi ini juga harus minum jamu ramuan khusus yang ada campuran telur ayam kampung didalamnya secara rutin agar sehat dan kuat, disamping latihan teratur.Tak heran jika yang memeiliki sapi kerrap biasanya hanya para saudagar-saudagar kaya atau kepala desa.

Dalam karapan sapi ada seseorang yang mengendalikan arah dan gerakan dari sapi-sapi tersebut yang disebut “Joki”,biasanya dilakukan oleh anak berusia belasan tahun atau yang memiliki tubuh kecil/ringan agar tidak terlalu membebani sapi sehingga dapat berlari kencang, dia akan berpijak pada alat yang bernama Kleles, yaitu alat untuk menyatukan sepasang sapi yang terbuat dari kayu berbentuk unik



Pesta rakyat Karapan Sapi tingkat nasional biasanya diadakan pada bulan Oktober setiap tahunnya dan tempatnya bergiliran di empat kabupaten yang ada di Madura, yaitu Bangkalan,Sampang,Pamekasan dan Sumenep. Suasana ramai di stadion kerrap (arena karapan sapi) akan terasa sejak beberapa hari sebelum lomba dimulai,terlebih pada malam hari sebelum lomba akan terasa sekali suasana madura yang sangat kental.Alunan musik Sronen (Musik tradisional Madura) dimainkan dengan sangat apik dan meriah.Kita pun dapat membeli sovenir khas seperti pecut,odheng,celurit dsb dan juga menikmati makanan khas Sate Madura yang maknyus itu.

Pagi hari saat lomba dimulai, masyarakat Madura, wisatawan lokal maupun mancanegara datang berduyun,duyun dari seluruh daerah untuk menyaksikan ajang tahunan ini, meskipun suasana panas menyengat namun tidak mengurangi antusiasme mereka.Sapi-sapi unggulan sudah siap berlaga. Lomba ini dilakukan dengan mengadu kecepatan antara dua atau tiga pasang sapi, siapa yang tercepat sampai garis finish dialah pemenangnya. Sorak sorai penonton dan suporter akan menambah meriahnya lomba dan membuat sapi-sapi itu berlari semakin cepat.Lomba ini akan berlangsung satu hari penuh atau bahkan bisa dua hari tergantung jumlah peserta yang mengikutinya.
Pemilik sapi juara biasanya akan mengarak piala yang dimenangkan keliling kota sebagai bentuk rasa bangga dan kegembiraan yang mendalam.

Sumber foto:http://www.denieksukarya.com
http://www.swaberita.com


0 komentar:

Posting Komentar